PENYEDERHANAAN LOGIKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Logika berasal dari bahasa yunani logos yang berarti
ilmu untuk berfikir dengan benar. Dan manusia mampu mengembangkan pengetahuan
karena mempunyai bahasa dan kemampuan. Untuk dapat menarik konklusi yang tepat,
diperlukan kemampuan menalar. Kemampuan menalar adalah kemampuan untuk menarik
yang tepat dari bukti-bukti yang ada, dan menurut aturan-aturan tertentu.
Informatika adalah disiplin ilmu yang mempelajari transpormasi fakta berlambang
yaitu data maupun informasi pada mesin berbasis komputasi.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan operasi penyederhanaa?
2.
Bagaimana cara menghilangkan perangkai implikasi dan
ekuivalensi menjadi perangkai dasar?
3.
Bagaimana cara penggunaan perangkai dasar?
1.3
Tujuan
Ø
Agar dapat memahami apa itu operasi
penyederhanaan.
Ø
Agar dapat memahami bagaimana cara menghilangkan
perangkai implikasi dan ekuivalensi menjadi perangkai dasar.
Ø
Agar dapat memahami bagaimana cara penggunaan
perangkai dasar.
BAB II
Pembahasan
Makalah ini akan membahas penggunaan
hukum-hukum logika pada operasi logika yang dinamakan penyederhanaan (simplifying).
Sebenarnya berbagai macam ekuivalensi dari berbagai ekspresi logika memberikan
kemudahan bagi penyederhanaan karena bentuk ekspresi logika yang rumit dapat
disederhanakan.
Tabel Hukum-hukum Pokok
Logika
HUKUM
|
NAMA
|
A˄1≡A
|
Identity of ˄ (Identity Laws)
|
A˅0≡A
|
Zero of ˅ (Identity Laws)
|
A˅1≡1
|
Identity of ˅ (Dominition Laws)
|
A˄0≡0
|
Zero of ˄ (Dominiton
Laws)
|
A˅¬A≡1
|
Tautology (Excluded Middle Laws)
|
A˄¬A≡0
|
Law of Contradiction
|
A˅A≡A
|
Idempotence Laws
|
A˄A≡A
|
Idempotence Laws
|
¬¬A≡A
|
Law of Double Negation
|
A˄B≡B˄A
|
Commutativity (Commutative Laws)
|
A˅B≡B˅A
|
Commutativity (Commutative Laws)
|
(A˄B)˄C≡A˄(B˄C)
|
Associativity (assosiative Laws)
|
(A˅B)˅C≡A˅(B˅C)
|
Associativity (assosiative Laws)
|
A˄(B˅C)≡(A˄B)˅(A˄C)
|
Distributivity (Distributive Laws)
|
A˅(B˄C)≡(A˅B)˄(A˅C)
|
Distributivity (Distributive Laws)
|
A˄(A˅B)≡A
|
Absorption
|
A˅(A˄B)≡A
|
Absorption
|
A˄(¬A˅B)≡A˄B
|
Absorption
|
A˅(¬A˄B)≡A˅B
|
Absorption
|
¬(A˄B)≡¬A˅¬B
|
De Morgan's Law
|
¬(A˅B)≡¬A˄¬B
|
De Morgan's Law
|
(A˄B)˅(A˄¬B)≡A
|
|
A→B≡ ¬A˅B
|
|
A→B≡ ¬(A˄¬B)
|
|
A↔B≡(A˄B)˅(¬A˄¬B)
|
|
A↔B≡(A→B)˄(B→A)
|
2.1
Operasi Penyederhanaan
Operasi penyederhanaan merupakan penyederhanaan
ekspresi logika atau bentuk-bentuk logika yang dibuat sesederhana mungkin dan sudah
tidak dimungkinkan dimanipulasi lagi. Operasi menggunakan hukum-hukum
ekuivalensi logis. Selanjutnya perhatikan operasi penyederhanaan berikut dengan
hukum yang digunakan tertulis di sisi kanannya.
Contoh
1. (AÚ0) Ù ( AÚØA)
º A Ù ( AÚØA) Zero
of ˅
º A Ù1 Tautology
º A Identity
of ˄
2. AÚ(AÙB)
º (AÙ1)Ú(AÙB) Identity of ˄
º AÙ(1ÚB) Distributivity
º AÙ1 Identity of Ú
º
A Identity
of Ù
Operasi
penyederhanaan dengan menggunakan hukum-hukum logika dapat digunakan untuk
membuktikan suatu ekspresi logika Tautologi, Kontradiksi, maupun Contingent.
Jika hasil akhir penyederhanaan ekspresi logika adalah 1, maka ekspresi logika tersebut adalah tautologi. Jika hasil yang diperoleh adalah 0, berarti ekspresi logika tersebut kontradiksi. Jika hasilnya tidak
0 ataupun 1, maka ekspresi logikanya adalah contingent.
Contoh :
1. [(AÞB)ÙA]ÞB
º [(ØAÚB)ÙA] Þ B ingat
pÞq º ØpÚq
º Ø[(ØAÚB)ÙA] Ú B ingat
pÞq º ØpÚq
º [(AÙØB)ÚØA] Ú B Law
of Double Negation and De Morgan’s Law
º [(AÚØA)Ù(ØBÚØA)] Ú B Distributivity
º [1Ù(ØAÚØB)] Ú B Idempotence
º (ØAÚØB)ÚB Identity
of Ù
º ØAÚ(ØBÚB) Associativity
º ØAÚ1 Idempotence
Laws
º 1 Identity of Ú
Karena hasil
akhirnya 1, maka ekspresi logika diatas adalah tautologi.
2. (AÚB) Ù [(ØA) Ù (ØB)]
º (AÚB)Ù(ØAÙØB)
º [(AÚB)ÙØA]Ù[(AÚB)ÙØB] Distributivity
º [(AÙØA)Ú(BÙØA)]Ù[(AÙØB)Ú(BÙØB)] Distributivity
º [0Ú(BÙØA)]Ù[(AÙØB)Ú0] Negation
º (ØAÙB)Ù(AÙØB) Idempotence
Laws
º (ØAÙA)Ù(BÙØB) Assosiativity
º 0Ù0 Negation
º 0 Idempotence Laws
Hasil akhir 0,
maka ekspresi logika diatas adalah kontradiksi.
3.
[(AÚB)ÙØA] Þ ØB
º [(AÙØA)Ú(BÙØA)] Þ ØB Distributivity
º [0 Ú (BÙØA)] Þ ØB Negation
º (BÙØA) Þ ØB Identity of Ù
º Ø(BÙØA) Ú ØB ingat
AÞB
º
ØAÚB
º (ØBÚA) Ú ØB De
Morgan’s Laws
º (ØBÚØB)ÚA Assosiativity
º ØBÚA Idempotence
Laws
Hasilnya bukan 0 atau 1,
ekspresi logika di atas adalah contingent.
2.2
Menghilangkan Perangkai Implikasi dan Ekuivalensi
menjadi Perangkai Dasar
Untuk
penyederhanaan pertama kali yang harus dihilangkan adalah perangkai implikasi
dan perangkai ekuivalensi dan dijadikan kombinasi dari perangkai alamiah yaitu
konjungsi, disjungsi, dan negasi. Jadi semua perangkai dapat dijelaskan hanya
dengan perangkai dasar atau perangkai alamiah tersebut.
Ø
Dalam penyederhanaan,untuk menghilangkan
perangkai implikasi dapat digunakan hukum logika, yaitu:
AÞB ≡ ¬A˅B
Ø
Dalam penyederhanaan untukmenghilangkan
perangkai ekuivalensi dapat digunakan ekuivalensi logis berikut:
A⟺B
≡ (A˄B)˅(¬A˄¬B)
A⟺B
≡ (AÞB)˄(BÞA)
Contoh:
1.
¬A→¬(A→~B) A→B≡¬A˅B
= ¬(¬A)˅¬(A→¬B) A→B≡¬A˅B
= ¬(¬A)˅¬(¬A˄¬B) De
Morgan Law
= ¬ ¬A˅¬ ¬(A˄B) Law
Of Double Negation
= A˅ (A˄B) Absorption
= A
2.
((A→B)˄C)˅((C↔D)˄(B˅D))
=((¬A˅B)˄C)˅((C↔D)˄(B˅D)) A→B=¬A˅B
=((¬A˅B)˄C)˅(((C→D)˄(D→C))˄(B˅D)) A↔B
=((¬A˅B)˄C)˅(((¬C˅D)˄(¬D˅C))˄(B˅D)) A→B=¬A˅B
=((¬A˅B)˄C)˅((¬C˅D)˄(¬D˅C)˄B˅D)) hapus
kurung
2.3
Penggunaan Perangkai Dasar
Perangkai dasar atau perangkai alamiah
hanya ada 3, yakni ˅,˄, dan¬. Ketiga perangkai ini mampu menggantikan semua
perangkai lainnya dengan mengkombinasikan ketiga perangkai tersebut. Oleh
karena itu, perangkai dasar dapat juga disebut perangkai cukup. Ketiga
perangkai dasar inilah yang membentuk gerbang-gerbang yang menjadi dasar sistem
digital, yakni gerbang dan, gerbang atau, dan gerbang tidak.Peragkai cukup
sebenarnya hanyaingin menunjukkan bahwa ekspresi atau bentuk logika yang
merangkai aapasaja dapat diubah bentuknya menjadi ekspresi logika dengan
memakai perangkai dasar atau perangkai alamiah. Yakni ˄, ˅ ,¬ bahkan
ekspresologika dengan perangkai ˄ dapat diubah menjadi ˅ dan ¬, sedangkan
bentuk logika dengan perangkai ˅ dapat diubah dengan memakai perangkai ˄ dan
¬.
Perhatikan
contoh berikut:
1.
¬(A˄¬A)
≡ ¬A˅¬¬A De Morgan’s Law
≡ ¬A˅A Law of Double Negation
≡ 1 Tautology
2.
¬(A˅¬A)
≡¬A˄¬¬A De Morgan’s Law
≡¬A˄A Law
of Double Negation
≡ 0 Law
of Contradiction
Sekarang bagaimana dengan perangkai Nand dan Nor. Apakah
kedua perangkai tersebut perangkai cukup, dan dapat dijelaskan dengan ˄,˅, dan
¬. Sekarang dimulai dengan perangkai Nand yang sebenarnya dapat ditulis ¬(A˄B)
dengan membuat table kebenaran sebagai berikut:
A
|
A
|
A|A
|
¬A
|
|
F
|
F
|
T
|
T
|
|
T
|
T
|
F
|
F
|
Perhatikan table
kebenaran tersebut, hasilnya ternyata:
A|A ≡ ¬A
Perhatikan table kebenaran berikut ini:
A
|
B
|
A|B
|
(A|B)|(A|B)
|
A˄B
|
|
F
|
F
|
T
|
F
|
F
|
|
F
|
T
|
T
|
F
|
F
|
|
T
|
F
|
T
|
F
|
F
|
|
T
|
T
|
F
|
T
|
T
|
Jadi (A|B)|(A|B) ≡ A˄B
Dengan demikian perangkai Nand tergolong
perangkai cukup karena ia dapat dijelaskan dengan perangkai dasar. Sekarang
bagaimana dengan perangkai Nor, yang sebenarnya dapat ditulis ¬(A˅B),
apakah benar ia juga merupakan perangkai cukup. Lihatlah table kenenaran
berikut:
A
|
A
|
A↓A
|
¬A
|
|
F
|
F
|
T
|
T
|
|
T
|
T
|
F
|
F
|
Perhatikan table
kebenaran tersebut, hasilnya ternyata:
A↓A ≡ ¬A
Selanjutnya lihat table kebenaran
berikut :
A
|
B
|
A↓B
|
(A↓B)↓(A↓B)
|
A˅B
|
|
F
|
F
|
T
|
F
|
F
|
|
F
|
T
|
F
|
T
|
T
|
|
T
|
F
|
F
|
T
|
T
|
|
T
|
T
|
F
|
T
|
T
|
Ternyata (A↓B)↓(A↓B)
≡ A˅B
Jadi sebenarnya
perangkai Nor juga perangkai cukup karena ia juga dapat dijelaskan dengan
perangkai dasar. Selain itu ternyata perangkai Nand ekuivalen dengan perangkai
Nor seperti yang dibuktikan dengan table kebenaran berikut:
A
|
A
|
A↓A
|
A|A
|
F
|
F
|
T
|
T
|
T
|
T
|
F
|
F
|
Jadi A↓A ≡ A|A
Tetapi bagaimana jika A↓B ≡ A|B, apakah memang benar terbukti dengan table kebenaran
A
|
B
|
A↓B
|
A|B
|
F
|
F
|
T
|
T
|
F
|
T
|
F
|
T
|
T
|
F
|
F
|
T
|
T
|
T
|
F
|
F
|
Ternyata tidak sama. Jadi perhatikan dengan baik variable
proposisional yang melekat pada perangkai tersebut. Kelihatannya hasilnya sama,
padahal ternyata tidak.
Latihan Soal
1.
(A˄¬B)˅(A˄B˄C)
2.
¬A→¬(A→¬B)
3.
A˅(A˄B)
4.
A˄(A˅B)
Penyelesaian terlampir
BAB III Penutup
3.1 Simpulan
Berbagai macam ekuivalensi dari berbagai
ekspresi logika memberikan kemudahan bagi penyederhanaan karena bentuk ekspresi
logika yang rumit dapat disederhanakan.
Operasi penyederhanaan merupakan penyederhanaan ekspresi logika atau
bentuk-bentuk logika yang dibuat sesederhana mungkin dan sudah tidak
dimungkinkan dimanipulasi lagi. Operasi menggunakan hukum-hukum ekuivalensi
logis untuk membuktikan suatu ekspresi logika Tautologi, Kontradiksi,
maupun Contingent. Untuk penyederhanaan pertama kali yang harus dihilangkan adalah perangkai
implikasi dan perangkai ekuivalensi dan dijadikan kombinasi dari perangkai
alamiah yaitu konjungsi, disjungsi, dan negasi. Perangkai dasar atau perangkai
alamiah ada 3, yakni ˅,˄, dan¬. Perangkai dasar dapat juga disebut perangkai
cukup. Ketiga perangkai dasar inilah yang membentuk gerbang-gerbang yang
menjadi dasar sistem digital, yakni gerbang dan (˄), gerbang atau (˅), dan
gerbang tidak (¬).
3.2 Saran
Menurut kami dari makalah yang kami buat,
kami sarankan untuk pembaca dapat memahami bagaimana cara menyelesaikan materi
operasi penyederhanaan logika, bagaimana cara menghilangkan perangkai implikasi
dan ekuivalensi menjadi perangkai dasar, serta dapat memahami bagaimana cara
penggunaan perangkai dasar dengan mengkombinasikan ketiga perangkai dasar
tersebut.
Daftar Pustaka
http://dokumen.tips/documents/6-logika-komputer.html
(28 Oktober 2016)
Soesianto,F dan Djoni
Dwijana.2003.”Logika Proposisional”.Yogyakarta:Andi
Soesianto,F dan Djini
Dwijono.2006.”Logika Matematika Untuk Ilmu Komputer”.Yogyakarta:Andi
Penyelesaian
1)
(A˄¬B)˅(A˄B˄C)
≡ (A˄¬B)˅(A˄(B˄C)) Tambah Kurung
≡ A˄(¬B˅(B˄C)) Distributif
≡ A˄((¬B˅B)˄(¬B˅C)) Distributif
≡ A˄(1˄(¬B˅C)) Tautology
≡ A˄(¬B˅C) Identity
of ˄
2)
¬A→¬(A→¬B)
≡ ¬¬A˅¬(A→¬B) A→B≡¬A˅B
≡ ¬¬A˅¬(¬A˅¬B) A→B≡¬A˅B
≡ ¬¬A˅(¬¬A˄¬¬B) De Morgan’s Law
≡ A˅(A˄B) Law
of Double Negation
≡ A Absorption
3)
A˅(A˄B)
≡ (A˄1)˅(A˄B) Identity of ˄
≡ A˄(1˅B) Distributivity
≡ A˄1 Identity
of ˅
≡ A Identity
of ˄
4)
A˄(A˅B)
≡ (A˅0)˄(A˅B) Identity of ˅
≡ A˅(0˄B) Distributivity
≡ A˅0 Zero of ˄
≡ A Zero
of ˅
Komentar
Posting Komentar